Membongkar
10 Mitos SEO
yang Merugikan
Website Anda
Oleh: Annisa Fauziyyah dan Mirza M. Haekal
Editor: Ilham Mubarok dan Imas Indra
Desain oleh: Mohammad Furqon Abdul Malik Fakhruddin
Awas! Beberapa tips SEO itu hanya mitos!
Tahukah Anda apa persamaan dari semua pernyataan di gambar ini?
Temukan persamaannya:
1. Optimasi SEO sekali sudah cukup.
2. Semakin banyak backlink semakin baik
3. Perbanyak kata kunci.
4. Konten seadanya asal punya konten.
Yup, semua pernyataan tersebut adalah dusta belaka. Mungkin jawaban tersebut mengejutkan bagi Anda, tapi itulah faktanya. Di samping adalah contoh nyata beberapa mitos SEO yang tersebar luas di jagat maya. Apakah Anda terlanjur mempercayai mitos di samping? Tak perlu panik! Melalui ebook ini, Anda bisa tahu trik SEO apa saja yang termasuk mitos. Sehingga Anda tahu trik apa saja yang harus dijauhi. Dengan meninggalkan mitos yang menyesatkan dan menerapkan praktik SEO yang benar, Anda bisa duduk nyaman di puncak hasil pencarian dan tak terkena penalti dari Google.
Mengapa SEO penting dan dicari orang?
Berada di posisi atas Google itu bagaikan menemukan jin di dalam botol; hampir semua hal yang Anda inginkan bisa terwujud. Ingin website Anda populer? Bisa! Sebab, sumber traffic terbanyak (51%) itu berasal dari organik Google. Berbeda jauh dari media sosial ataupun paid search yang hanya menyumbang 10% trafik saja. Ingin jualan Anda laris manis? Tentu bisa! Sebanyak 40% profit bisnis online berasal dari pelanggan yang menggunakan Google untuk menemukan bisnis Anda. Itu kenapa, masuk ke halaman #1 Google itu penting. Orang hanya melihat halaman pertama saja, terutama yang ada di ranking lima besar. Mereka tak mau repot-repot scroll ke bawah apalagi menuju ke halaman dua Google. Dan bagian terbaiknya adalah SEO itu murah meriah! Siapa coba yang bisa menolak semua manfaat di atas tanpa perlu merogoh kocek dalamdalam? Bahkan, SEO juga bisa Anda raih tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.
Mengapa saat ini banyak mitos tentang SEO yang beredar luas?
Hmm… ada tiga alasan utamanya: 1. Orang maunya hasil instan. Mereka merasa bisa menipu algoritma Google yang canggih dengan trik-trik murahan. 2. Ketinggalan zaman dengan algoritma Google yang selalu diperbarui. Akibatnya, mereka masih saja memanfaatkan “celah” jadul yang sudah diperbaiki di algoritma terbaru. 3. Jebakan dari kompetitor. Mereka sengaja menyebar mitos SEO dengan iming-iming posisi atas dengan mudah kepada situs-situs baru. Seperti hoax di internet, keberadaan mitos SEO itu juga berbahaya. Anda bisa menghabiskan waktu dan tenaga sia-sia untuk melakukan sesuatu yang tidak terbukti kebenarannya.
Mitos 1: Optimasi SEO itu sekali saja sudah cukup.
Ada dua jenis orang yang menganggap mitos ini nyata:
1. Orang yang optimasi SEO sekali dan tak menghasilkan apa-apa sehingga menganggapnya tak berguna. Padahal, SEO itu butuh waktu. Jika menerapkan SEO dengan benar, hasil kerja keras Anda akan mulai kelihatan dalam 4-6 bulan. Sebab banyaknya kompetisi di hasil pencarian, dominasi situs terkenal di posisi atas, hingga Google yang perlu waktu untuk mempelajari website Anda.
2. Orang yang baru optimasi SEO sekali tapi hasilnya memuaskan dan menganggapnya cukup untuk selamanya. Hmm… sebaiknya Anda jangan bersantai dan cepat berpuas diri dulu, ya. Algoritma Google selalu berubah dan website baru selalu muncul setiap menitnya. Mereka siap merebut tahta posisi puncak dari Anda. Jadi, Anda tetap harus melakukan optimasi SEO setiap tiga atau enam bulan sekali agar tetap berada di pucuk.
Intinya….. Anda perlu melakukan optimasi terus-menerus karena SEO butuh waktu dan algoritma Google selalu berubah.
Mitos 2: Keyword stuffing
Keyword stuffing adalah sengaja memperbanyak kata kunci yang sama di satu halaman dengan tujuan untuk mendapatkan ranking tinggi di Google. Hmm… benarkah demikian?
Zaman Google baru lahir dulu mungkin iya, tapi tidak dengan algoritma saat ini. Bahkan, keyword stuffing itu justru bisa memberikan dampak negatif bagi SEO Anda, lho. Sebab, Google menganggap keyword stuffing itu manipulatif karena berusaha “mengalahkan” algoritma. Bukannya memberikan konten yang relevan dan berkualitas kepada pengunjung. Padahal pengalaman pengunjung adalah faktor penting bagi SEO.
Coba Anda baca tulisan di bawah ini.
Apakah berkualitas? “Jika mencari kucing impor murah, Anda sudah datang ke tempat yang tepat! Kami menawarkan kucing impor murah yang dijamin terpercaya karena toko kucing impor murah kami sudah berjalan selama 5 tahun dan menyelesaikan lebih dari 300 penjualan! Jika Anda masih ragu, kami menawarkan dua bonus yang bisa dipilih setiap satu pembelian kucing impor murah kami.”
Contoh tulisan di atas tidak enak dibaca, bukan? Maka dari itu, hindari terlalu banyak memasukkan kata kunci di konten Anda. Sebarlah kata kunci Anda dengan rata dari atas ke bawah. Selain itu, masukkanlah kata kunci jika dirasa perlu dan kalimatnya memang nyambung dengan pembahasan.
Mitos 3: Satu kata kunci per halaman itu kunci kesuksesan.
Sebelum 2013, strategi ini bisa diterapkan dengan baik. Namun, semua berubah ketika algoritma Hummingbird menyerang. Sejak saat itu, Google menganggap strategi ini sebagai upaya pembuatan konten tak berkualitas karena sifatnya yang repetitif dan terkesan spam. Sehingga justru akan berefek negatif ke SEO Anda. Website Anda bisa turun ranking dan bahkan dihapus (deindex) dari pencarian Google. Mengerikan, bukan? Jadi sebaiknya, satu halaman itu menarget beberapa kata kunci yang berkaitan. Caranya adalah dengan berfokus kepada search intent pengunjung. Search intent adalah alasan mengapa orang mencari dengan kata kunci tersebut. Dengan kata lain, walaupun kata kunci bisa berbeda, tapi search intent tetap sama. Misalnya, “anak kucing” dan “cara merawat anak kucing” atau “makanan anak kucing.”
Ada 4 jenis kata kunci yang search intent:
1. Informational:
Orang yang menggunakan keyword informational pasti butuh informasi dengan cepat.
Biasanya karena si pencari ingin langsung mengunjungi suatu website ketika melakukan pencarian, maka dari itu website lainnya tidak akan mendapatkan pengunjung.
Yup, Google memang cinta dengan konten baru. Namun, hanya saat konten baru tersebut berhubungan dengan search intent pencari dan bermanfaat bagi pengunjung. Misalnya, situs portal berita yang harus selalu update kontennya agar tetap relevan dan kredibel saat pengunjung mencarinya. Atau saat konten baru tersebut memang lebih berkualitas daripada konten yang lama. Apabila konten baru yang Anda buat tidak menawarkan hal yang berbeda, Google tak akan repot-repot untuk mengutamakannya.
Google tak peduli dengan ribuan kata yang Anda tulis. Google lebih memperhatikan kualitas dan manfaat yang Anda berikan kepada pengunjung. Jika konten panjang ternyata membahas topik yang keliru atau isinya tidak kredibel, siapkan mental Anda untuk tinggal di halaman dua Google. Jadi intinya, Google suka dengan konten baru selama memang relevan dan bermanfaat.
Mitos 9: Google Ads menaikkan rangking.
Mitos yang satu ini sangat terkenal. Sebab, orang-orang menganggap bahwa Google Ads (PPC) itu seolah “menyogok” Google agar lebih mengutamakan website yang sudah mengeluarkan uang. Kalau Google mau disogok, orang tak perlu susahsusah mengandalkan optimasi SEO yang rumit. Namun kenyataannya, 60% marketer lebih memilih SEO untuk menjalankan strategi pemasarannya. Sebenarnya, PPC dan SEO itu mempunyai algoritma yang berbeda. Keduanya mempunyai jalan sendiri-jalan yang terpisah karena tujuannya juga berbeda. Dengan kata lain, hasil di PPC tak akan berefek secara langsung kepada SEO. Pun begitu juga sebaliknya. Jika memang ada, efek tersebut terjadi karena faktor-faktor lain di belakangnya, bukan dari PPC secara langsung.
Mitos 10: Sharing media sosial termasuk faktor penting
Tidak. Google sendiri membantahnya. Di tahun 2014 silam, Matt Cutts yang pernah bekerja di tim SEO Google selama 17 tahun berkata: “To the best of my knowledge, we don’t currently have any signals like that in our web search ranking algorithms.”
Dengan kata lain, algoritma Google menganggap sharing atau link dari media sosial itu bukanlah faktor utama ranking di pencarian. Pernyataan Matt ini juga diamini oleh Gary Illyes yang menjabat sebagai Webmaster Trends Analyst di Google. Ia mengkonfirmasinya saat ada yang bertanya mengenai mitos ini di Twitter:
Seorang trend analyst adalah seorang perancang, pengembang, dan pengontrol sesuatu produk. Nah seorang trend google analyst berarti merancang dan membuat sesuatu produk untuk menjawab kebutuhan konsumen dan kemudian memasarkannya di google..
Namun, sharing media sosial secara tak langsung bisa berefek kepada SEO Anda dalam jangka panjang, lho. Kenapa? Ada tiga penyebabnya: 1. Semakin banyak orang yang share link, berarti konten yang Anda buat itu menarik dan bermanfaat. 2. Semakin banyak share link, makin banyak pula khalayak yang tahu mengenai situs Anda. Efeknya, situs Anda akan menjadi terkenal. 3. Situs yang terkenal karena kontennya bermanfaat akan lebih mudah mendapatkan backlink berkualitas. Hasilnya, ranking Anda akan naik dengan sendirinya.
Lalu, apa yang harus Anda lakukan selanjutnya?
Jika Anda terlanjur terjebak tipu muslihat dari 10 mitos SEO di atas, sebaiknya Anda tarik nafas dalam-dalam. Tak perlu panik dan tetap tenang. Segera hentikan praktik SEO sesat di atas dan kembalilah ke jalan yang benar.
Anda bisa mengecek apakah Anda terkena penalti melalui Google Search Console dan Google Analytic. Jika ada pemberitahuan penalti atau trafik organik tiba-tiba menurun drastis, berarti Anda sudah terkena penalti.
Sekali lagi, tak perlu panik! Anda masih bisa memperbaikinya dengan menghapus backlink yang tidak relevan, perbaiki semua konten, dan optimasi performa website secara keseluruhan. Jika melakukannya dengan benar, perlahan penalti akan dicabut dan website Anda akan kembali bersaing di pencarian Google
Google Search Console adalah tool yang disediakan secara gratis oleh Google untuk membantu pemilik website mengidentifikasi performa website mereka di ranah organik. Google Search Console adalah layanan gratis yang ditawarkan oleh Google untuk membantu Anda memantau, mempertahankan, dan memecahkan masalah kehadiran situs Anda di hasil Google Penelusuran
Oh ya, selain melakukan optimasi SEO, Anda juga wajib memperhatikan faktor lain di website, lho! Terutama dari sisi keamanan dan kecepatan website. Keduanya bisa dilakukan sekaligus, ketika Anda memilih layanan hosting yang mumpuni. Bagaimana hosting yang mumpuni itu? Begini jawabannya: 1. Menggunakan Litespeed web server, teknologi Web Server terbaru yang terbukti tercepat di dunia. 2. Imunify360 untuk menambal semua celah keamanan dan mendeteksi serangan hacker. Jadi, kemungkinan kena malware atau diserang hacker otomatis berkurang drastis.
3. Dukungan server uptime 99,9% agar website Anda selalu online. Sehingga Anda tidak perlu khawatir kehilangan trafik dan pendapatan.
4. Punya fitur Management WordPress untuk kelola website. Update dan backup otomatis.
Semua fitur itu bisa Anda dapatkan di Niagahoster dengan mengklik Link di bawah ini:
Oleh: Annisa Fauziyyah dan Mirza M. Haekal
Editor: Ilham Mubarok dan Imas Indra
Desain oleh: Mohammad Furqon Abdul Malik Fakhruddin
Awas! Beberapa tips SEO itu hanya mitos!
Tahukah Anda apa persamaan dari semua pernyataan di gambar ini?
Temukan persamaannya:
1. Optimasi SEO sekali sudah cukup.
2. Semakin banyak backlink semakin baik
3. Perbanyak kata kunci.
4. Konten seadanya asal punya konten.
Yup, semua pernyataan tersebut adalah dusta belaka. Mungkin jawaban tersebut mengejutkan bagi Anda, tapi itulah faktanya. Di samping adalah contoh nyata beberapa mitos SEO yang tersebar luas di jagat maya. Apakah Anda terlanjur mempercayai mitos di samping? Tak perlu panik! Melalui ebook ini, Anda bisa tahu trik SEO apa saja yang termasuk mitos. Sehingga Anda tahu trik apa saja yang harus dijauhi. Dengan meninggalkan mitos yang menyesatkan dan menerapkan praktik SEO yang benar, Anda bisa duduk nyaman di puncak hasil pencarian dan tak terkena penalti dari Google.
Mengapa SEO penting dan dicari orang?
Berada di posisi atas Google itu bagaikan menemukan jin di dalam botol; hampir semua hal yang Anda inginkan bisa terwujud. Ingin website Anda populer? Bisa! Sebab, sumber traffic terbanyak (51%) itu berasal dari organik Google. Berbeda jauh dari media sosial ataupun paid search yang hanya menyumbang 10% trafik saja. Ingin jualan Anda laris manis? Tentu bisa! Sebanyak 40% profit bisnis online berasal dari pelanggan yang menggunakan Google untuk menemukan bisnis Anda. Itu kenapa, masuk ke halaman #1 Google itu penting. Orang hanya melihat halaman pertama saja, terutama yang ada di ranking lima besar. Mereka tak mau repot-repot scroll ke bawah apalagi menuju ke halaman dua Google. Dan bagian terbaiknya adalah SEO itu murah meriah! Siapa coba yang bisa menolak semua manfaat di atas tanpa perlu merogoh kocek dalamdalam? Bahkan, SEO juga bisa Anda raih tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.
Mengapa saat ini banyak mitos tentang SEO yang beredar luas?
Hmm… ada tiga alasan utamanya: 1. Orang maunya hasil instan. Mereka merasa bisa menipu algoritma Google yang canggih dengan trik-trik murahan. 2. Ketinggalan zaman dengan algoritma Google yang selalu diperbarui. Akibatnya, mereka masih saja memanfaatkan “celah” jadul yang sudah diperbaiki di algoritma terbaru. 3. Jebakan dari kompetitor. Mereka sengaja menyebar mitos SEO dengan iming-iming posisi atas dengan mudah kepada situs-situs baru. Seperti hoax di internet, keberadaan mitos SEO itu juga berbahaya. Anda bisa menghabiskan waktu dan tenaga sia-sia untuk melakukan sesuatu yang tidak terbukti kebenarannya.
Mitos 1: Optimasi SEO itu sekali saja sudah cukup.
Ada dua jenis orang yang menganggap mitos ini nyata:
1. Orang yang optimasi SEO sekali dan tak menghasilkan apa-apa sehingga menganggapnya tak berguna. Padahal, SEO itu butuh waktu. Jika menerapkan SEO dengan benar, hasil kerja keras Anda akan mulai kelihatan dalam 4-6 bulan. Sebab banyaknya kompetisi di hasil pencarian, dominasi situs terkenal di posisi atas, hingga Google yang perlu waktu untuk mempelajari website Anda.
2. Orang yang baru optimasi SEO sekali tapi hasilnya memuaskan dan menganggapnya cukup untuk selamanya. Hmm… sebaiknya Anda jangan bersantai dan cepat berpuas diri dulu, ya. Algoritma Google selalu berubah dan website baru selalu muncul setiap menitnya. Mereka siap merebut tahta posisi puncak dari Anda. Jadi, Anda tetap harus melakukan optimasi SEO setiap tiga atau enam bulan sekali agar tetap berada di pucuk.
Intinya….. Anda perlu melakukan optimasi terus-menerus karena SEO butuh waktu dan algoritma Google selalu berubah.
Mitos 2: Keyword stuffing
Keyword stuffing adalah sengaja memperbanyak kata kunci yang sama di satu halaman dengan tujuan untuk mendapatkan ranking tinggi di Google. Hmm… benarkah demikian?
Zaman Google baru lahir dulu mungkin iya, tapi tidak dengan algoritma saat ini. Bahkan, keyword stuffing itu justru bisa memberikan dampak negatif bagi SEO Anda, lho. Sebab, Google menganggap keyword stuffing itu manipulatif karena berusaha “mengalahkan” algoritma. Bukannya memberikan konten yang relevan dan berkualitas kepada pengunjung. Padahal pengalaman pengunjung adalah faktor penting bagi SEO.
Coba Anda baca tulisan di bawah ini.
Apakah berkualitas? “Jika mencari kucing impor murah, Anda sudah datang ke tempat yang tepat! Kami menawarkan kucing impor murah yang dijamin terpercaya karena toko kucing impor murah kami sudah berjalan selama 5 tahun dan menyelesaikan lebih dari 300 penjualan! Jika Anda masih ragu, kami menawarkan dua bonus yang bisa dipilih setiap satu pembelian kucing impor murah kami.”
Contoh tulisan di atas tidak enak dibaca, bukan? Maka dari itu, hindari terlalu banyak memasukkan kata kunci di konten Anda. Sebarlah kata kunci Anda dengan rata dari atas ke bawah. Selain itu, masukkanlah kata kunci jika dirasa perlu dan kalimatnya memang nyambung dengan pembahasan.
Mitos 3: Satu kata kunci per halaman itu kunci kesuksesan.
Sebelum 2013, strategi ini bisa diterapkan dengan baik. Namun, semua berubah ketika algoritma Hummingbird menyerang. Sejak saat itu, Google menganggap strategi ini sebagai upaya pembuatan konten tak berkualitas karena sifatnya yang repetitif dan terkesan spam. Sehingga justru akan berefek negatif ke SEO Anda. Website Anda bisa turun ranking dan bahkan dihapus (deindex) dari pencarian Google. Mengerikan, bukan? Jadi sebaiknya, satu halaman itu menarget beberapa kata kunci yang berkaitan. Caranya adalah dengan berfokus kepada search intent pengunjung. Search intent adalah alasan mengapa orang mencari dengan kata kunci tersebut. Dengan kata lain, walaupun kata kunci bisa berbeda, tapi search intent tetap sama. Misalnya, “anak kucing” dan “cara merawat anak kucing” atau “makanan anak kucing.”
Ada 4 jenis kata kunci yang search intent:
1. Informational:
Orang yang menggunakan keyword informational pasti butuh informasi dengan cepat.
Contohnya:
- “kalori tempe”
- “siapa presiden pertama indonesia?”
- “nilai dolar amerika hari ini”
- “cara membuat blog”
- “gejala demam berdarah”
Maka dari itu, konten yang kita berikan harus berupa informasi.
2.. Navigational :Biasanya karena si pencari ingin langsung mengunjungi suatu website ketika melakukan pencarian, maka dari itu website lainnya tidak akan mendapatkan pengunjung.
Contohnya:
- “garuda indonesia”
- “kaskus lounge”
- “login facebook”
Mereka yang menulis keyword tersebut pasti ingin langsung ke website resminya, mereka cuma menggunakan Google sebagai sarana ‘numpang lewat’.
3. Commercial Investigation
Keyword yang kita gunakan ketika ingin mempelajari tentang produk/jasa tertentu sebelum membeli.
Contoh:
- “hp android di bawah 5 jutaan”
- “harga kamera canon d330”
- “tempat kursus bahasa inggris di bandung”
- “web hosting terbaik di indonesia”
Keyword jenis ketiga ini berpotensi menghasilkan pembeli.
4. Transactional:
Orang yang melakukan pencarian di Google menggunakan keyword transactional berarti sudah siap membeli suatu produk/jasa.
Contoh:
- “beli baju batik online”
- “jual sepatu futsal nike”
- “iphone bekas murah”
Kalau anda menjual produk atau jasa, anda harus punya keyword ini.
Mitos 4:
Semakin banyak
backlink semakin baik.
Jika membicarakan backlink, kualitas
itu mengalahkan kuantitas. Satu atau
dua backlink dari situs yang relevan dan
terpercaya itu lebih baik daripada 1000
backlink dari situs ecek-ecek yang tak
nyambung.
Jadi, mulailah mencari backlink
berkualitas walaupun jumlahnya
hanya sedikit. Bagaimana
caranya? Anda bisa mencoba
guest blogging, memanfaatkan
tools backlink seperti Ahrefs,
dan membagi konten di contentsharing platform.
Ada banyak cara atau metode link building yang terbukti efektif. Salah satunya adalah dengan guest blogging. Untuk yang belum tau, guest blogging adalah mengirim tulisan atau artikel ke blog orang lain. Tentu ke blog yang memang menerima guest blogging.
Mitos 5:
Umur situs adalah
faktor utama yang
berpengaruh.
Mitos ini muncul karena ada orang yang berasumsi: “situs A itu
sudah ada sejak lama dan rankingnya tinggi. Berarti umur situs
itu faktor penting yang berpengaruh di SEO!”
Bukan begitu, keles.
Situs yang sudah aktif bertahun-tahun itu kemungkinan besar
optimasi SEO-nya sudah berjalan dengan baik. Mulai dari
kontennya yang berkualitas, memiliki banyak backlink relevan,
SEO on-page yang optimal, dan lain sebagainya.
Nah, situs yang seumur jagung akan susah bersaing dengan
situs lama tersebut karena optimasi SEO-nya masih kalah.
Bukan semata-mata karena umur situsnya.
Jika Anda perhatikan, situs baru tersebut perlahan akan naik
rangkingnya. Asal ia sudah menerapkan strategi SEO yang
benar, mencari backlink berkualitas, dan membuat konten
yang bermanfaat. Ingat, SEO dan bikin konten berkualitas itu
memang butuh waktu.
Mitos 6:
Konten asal-asalan
bisa dapat ranking
tinggi.
Memasak makanan dan membuat konten SEO itu
punya kesamaan. Kalau melakukannya asal-asalan,
maka hasilnya juga seadanya.
Google menilai kualitas konten itu sebagai salah satu
faktor utama dalam penentu ranking. Konten yang
Anda buat haruslah relevan, informatif, lebih baik dari
pesaing, kredibel, dan engaging. Lalu di saat yang
sama, halaman yang menampilkan konten tersebut
juga harus ringan, cepat dibuka, dan mobile friendly.
Terdengar sulit dan ribet? Iya, kalau Anda belum paham
maksud dan cara kerja Google.
Ingat! Tujuan utama pendiri Google adalah untuk
memberikan informasi yang bermanfaat dan mudah
diakses oleh semua orang. Jika konten dibuat seadanya
dengan load time yang lama pula, justru akan
berkebalikan dengan tujuan Google, bukan?
Mitos 7:
Konten panjang
otomatis dapat
ranking tinggi.
Konten panjang memang membantu bersaing di hasil
pencarian, tapi ada syaratnya:
1. Konten panjang berisi informasi sangat lengkap
dengan pembahasan mendalam.
2. Karena pengunjung langsung mendapatkan semua
yang ia butuhkan di satu tempat, butuh waktu
agak lama untuk menyelesaikannya. Itu pula lah
yang membuat bounce rate akan rendah.
3. Efek dari nomor satu dan dua di atas, konten
panjang bisa mendapatkan lebih banyak backlink
yang relevan.
Nah, dengan kata lain, konten panjang mendapatkan
rangking tinggi karena memang berkualitas dan
bermanfaat bagi pengunjung. Bukan semata-mata
karena jumlah katanya yang banyak langsung otomatis
juara.
Bounce rate adalah persentase pengunjung yang langsung meninggalkan website setelah membuka satu halaman saja (Google Analytics).
Berikut adalah cara mengecek bounce rate di Google Analytics:
- Buka Google Analytics
- Klik Behavior > Overview
Yup, Google memang cinta dengan konten baru. Namun, hanya saat konten baru tersebut berhubungan dengan search intent pencari dan bermanfaat bagi pengunjung. Misalnya, situs portal berita yang harus selalu update kontennya agar tetap relevan dan kredibel saat pengunjung mencarinya. Atau saat konten baru tersebut memang lebih berkualitas daripada konten yang lama. Apabila konten baru yang Anda buat tidak menawarkan hal yang berbeda, Google tak akan repot-repot untuk mengutamakannya.
Google tak peduli dengan ribuan kata yang Anda tulis. Google lebih memperhatikan kualitas dan manfaat yang Anda berikan kepada pengunjung. Jika konten panjang ternyata membahas topik yang keliru atau isinya tidak kredibel, siapkan mental Anda untuk tinggal di halaman dua Google. Jadi intinya, Google suka dengan konten baru selama memang relevan dan bermanfaat.
Mitos 9: Google Ads menaikkan rangking.
Mitos yang satu ini sangat terkenal. Sebab, orang-orang menganggap bahwa Google Ads (PPC) itu seolah “menyogok” Google agar lebih mengutamakan website yang sudah mengeluarkan uang. Kalau Google mau disogok, orang tak perlu susahsusah mengandalkan optimasi SEO yang rumit. Namun kenyataannya, 60% marketer lebih memilih SEO untuk menjalankan strategi pemasarannya. Sebenarnya, PPC dan SEO itu mempunyai algoritma yang berbeda. Keduanya mempunyai jalan sendiri-jalan yang terpisah karena tujuannya juga berbeda. Dengan kata lain, hasil di PPC tak akan berefek secara langsung kepada SEO. Pun begitu juga sebaliknya. Jika memang ada, efek tersebut terjadi karena faktor-faktor lain di belakangnya, bukan dari PPC secara langsung.
Mitos 10: Sharing media sosial termasuk faktor penting
Tidak. Google sendiri membantahnya. Di tahun 2014 silam, Matt Cutts yang pernah bekerja di tim SEO Google selama 17 tahun berkata: “To the best of my knowledge, we don’t currently have any signals like that in our web search ranking algorithms.”
Dengan kata lain, algoritma Google menganggap sharing atau link dari media sosial itu bukanlah faktor utama ranking di pencarian. Pernyataan Matt ini juga diamini oleh Gary Illyes yang menjabat sebagai Webmaster Trends Analyst di Google. Ia mengkonfirmasinya saat ada yang bertanya mengenai mitos ini di Twitter:
Seorang trend analyst adalah seorang perancang, pengembang, dan pengontrol sesuatu produk. Nah seorang trend google analyst berarti merancang dan membuat sesuatu produk untuk menjawab kebutuhan konsumen dan kemudian memasarkannya di google..
Namun, sharing media sosial secara tak langsung bisa berefek kepada SEO Anda dalam jangka panjang, lho. Kenapa? Ada tiga penyebabnya: 1. Semakin banyak orang yang share link, berarti konten yang Anda buat itu menarik dan bermanfaat. 2. Semakin banyak share link, makin banyak pula khalayak yang tahu mengenai situs Anda. Efeknya, situs Anda akan menjadi terkenal. 3. Situs yang terkenal karena kontennya bermanfaat akan lebih mudah mendapatkan backlink berkualitas. Hasilnya, ranking Anda akan naik dengan sendirinya.
Lalu, apa yang harus Anda lakukan selanjutnya?
Jika Anda terlanjur terjebak tipu muslihat dari 10 mitos SEO di atas, sebaiknya Anda tarik nafas dalam-dalam. Tak perlu panik dan tetap tenang. Segera hentikan praktik SEO sesat di atas dan kembalilah ke jalan yang benar.
Anda bisa mengecek apakah Anda terkena penalti melalui Google Search Console dan Google Analytic. Jika ada pemberitahuan penalti atau trafik organik tiba-tiba menurun drastis, berarti Anda sudah terkena penalti.
Sekali lagi, tak perlu panik! Anda masih bisa memperbaikinya dengan menghapus backlink yang tidak relevan, perbaiki semua konten, dan optimasi performa website secara keseluruhan. Jika melakukannya dengan benar, perlahan penalti akan dicabut dan website Anda akan kembali bersaing di pencarian Google
Google Search Console adalah tool yang disediakan secara gratis oleh Google untuk membantu pemilik website mengidentifikasi performa website mereka di ranah organik. Google Search Console adalah layanan gratis yang ditawarkan oleh Google untuk membantu Anda memantau, mempertahankan, dan memecahkan masalah kehadiran situs Anda di hasil Google Penelusuran
Oh ya, selain melakukan optimasi SEO, Anda juga wajib memperhatikan faktor lain di website, lho! Terutama dari sisi keamanan dan kecepatan website. Keduanya bisa dilakukan sekaligus, ketika Anda memilih layanan hosting yang mumpuni. Bagaimana hosting yang mumpuni itu? Begini jawabannya: 1. Menggunakan Litespeed web server, teknologi Web Server terbaru yang terbukti tercepat di dunia. 2. Imunify360 untuk menambal semua celah keamanan dan mendeteksi serangan hacker. Jadi, kemungkinan kena malware atau diserang hacker otomatis berkurang drastis.
3. Dukungan server uptime 99,9% agar website Anda selalu online. Sehingga Anda tidak perlu khawatir kehilangan trafik dan pendapatan.
4. Punya fitur Management WordPress untuk kelola website. Update dan backup otomatis.
Semua fitur itu bisa Anda dapatkan di Niagahoster dengan mengklik Link di bawah ini:
Klik link berikut untuk join bisnis bersama niagahoster.
Atau
Atau
Komentar
Posting Komentar
This Message